Pendidikan dapat diartikan dari berbagai sudut pandang
yaitu:
- Pendidikan berwujud sebagai suatu sistem
=> Pendidikan
dipandang sebagai keseluruhan gagasan terpadu yang mengatur usaha-usaha sadar
untuk
membina seseorang mencapai harkat kemanusiaannya secara utuh.
- Pendidikan berwujud sebagai suatu proses
=> Pendidikan
dipandang sebagai pelaksana usaha-usaha untuk mencapai tujuan tertentu dalam
rangka
mencapai harkat kemanusiaannya secara utuh.
- Pendidikan berwujud sebagai hasil
=> Pendidikan
dipandang sebagai sesuatu yang telah dicapai atau dimiliki seseorang setelah
proses
pendidikan berlangsung.
LANDASAN PENDIDIKAN
1. Landasan filosofis
Landasan filosofis sebagai salah
satu fondasi dalam pelaksanaan pendidikan berhubungan dengan sistem nilai.
Sistem nilai merupakan pandangan seseorang tentang “sesuatu” yang berkaitan
dengan arti kehidupan (pandangan hidup). Bagi bangsa Indonesia, pandangan
hidupnya adalah Pancasila. Pancasila sebagai landasan filosofis pendidikan
mempunyai makna:
- Dalam merumuskan pendidikan harus
dijiwai dan didasarkan pada Pancasila.
- Sistem pendidikan nasional
haruslah berlandaskan Pancasila.
- Hakikat manusia haruslah diwujudkan melalui pendidikan,
sehingga tercipta manusia Indonesia yang dicita-citakan Pancasila.
2. Landasan sosiologis
Pendidikan tidak berlangsung dalam
keadaan vakum sosial. Dari generasi ke generasi selalu mengalami perubahan.
Perubahan-perubahan tersebut antara lain:
a. perubahan teknologi
Dampaknya: - Individu memiliki keterampilan baru.
- Sekolah dituntut agar lulusannya dapat menyesuaikan perkembangan jaman.
- Sekolah mulai menggunakan media pembelajaran yang lebih canggih.
b. perubahan demografi (pertambahan jumlah penduduk)
Dampaknya: -
Pengembangan kebijaksanaan pendidikan.
- Pembatasan secara ketat penerimaan siswa baru.
- Tidak seimbangnya pertambahan penduduk dengan fasilitas pendidikan.
c. urbanisasi dan sub-urbanisasi
Dampaknya: -
Sekolah bertanggungjawab atas penyesuaian diri terhadap penduduk kota.
- Sekolah berperan dan membantu mekanisme kontrol sosial di masyarakat.
- Sekolah mempersiapkan lulusannya untuk dapat hidup di kota.
d. perubahan politik masyarakat, bangsa
dan negara
Dampaknya: - Meningkatnya keterlibatan pemerintahan di dalam kegiatan anggota
masyarakat.
- Berkembangnya saling ketergantungan antar pemerintahan negara.
3. Landasan kultural
Pendidikan dapat dikonsepkan sebagai
proses budaya manusia. Kegiatannya dapat berwujud sebagai upaya yang
dipikirkan, dirasakan, dan dikehendaki manusia. Pada hakikatnya manusia sebagai
mahkluk budaya dapat menyesuaikan diri dengan kebudayaan setempat. Salah satu
cara untuk memelihara kebudayaan adalah melalui pengajaran. Jadi pendidikan
dapat berfungsi sebagai penyampai, pelestari, dan pengembang kebudayaan.
4. Landasan psikologis
Psikologi sebagai ilmu bantu yang
mendasari pelaksanaan pendidikan berorientasi pada tiga hal yaitu:
- hakikat siswa
- proses belajar
- peranan guru
Karena guru merupakan sentral
pengendalian proses belajar-mengajar, maka dalam penyampaian pesan, guru harus
mampu mendasarkan pada:
- perbedaan
individu siswa
- prinsip-prinsip
belajar
Dalam
kehidupannya, manusia selalu terlibat dalam kegiatan belajar. Teori belajar
dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Teori Disiplin Mental
- Belajar sebagai usaha melatih dan mendisiplinkan daya pikir (disiplin
mental).
- Memberikan
peluang kepada anak didik untuk berkembang sesuai kehendak Tuhan (aktualisasi).
- Mengasosiasikan ide baru dengan ide lama yang telah terdapat dalam jiwa
kita (appersepsi).
b. Rumpun Behaviorisme
- perubahan tingkah laku yang dapat
diamati yang dapat terjadi melalui stimulus dan respons yang dihubungkan dengan
prinsip mekanis (Conditioning S-R)
- Conditioning
tanpa reinforcement
- Conditioning
melalui reinforcement
c. Rumpun Gestalt-Medan
- keseluruhan
lebih bermakna daripada bagian-bagian (teori Insight)
- pemahaman
bertujuan (Goal-Insight)
- Medan-Kognitif
Yang harus
diperhatikan demi keberhasilan kegiatan belajar adalah:
- stimulus belajar
- perhatian siswa
- keaktifan siswa
- penguatan dan umpan balik
5. Landasan ilmiah dan teknologis
Salah satu misi pendidikan adalah membekali peserta didik
agar dapat mengembangkan iptek. Hubungan antara pendidikan dan iptek adalah
saling timbal balik, yaitu:
- Kemajuan pendidikan diarahkan untuk
kemajuan iptek
- Perkembangan iptek akan berpengaruh
pada perkembangan pendidikan
LANDASAN PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA
ü Landasan Ideal: Pancasila
ü Landasan Konstitusional: UUD 1945
ü Landasan Operasional: GBHN dan
UUSPN (yang sekarang UU No. 20 Tahun 2003)
ASAS-ASAS PELAKSANAAN PENDIDIKAN NASIONAL DI
INDONESIA
Pendidikan
nasional dilaksanakan dengan memperhatikan asas-asas:
1. Asas semesta, menyeluruh dan terpadu
2. Asas pendidikan seumur hidup
3. Asas tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat
dan pemerintah
4. Asas pendidikan berlangsung dalam lingkungan rumah
tangga, sekolah dan masyarakat
5. Asas keselarasan dan keterpaduan dengan Ketahanan
Nasional dan Wawasan Nusantara
6. Asas Bhineka Tunggal Ika
7. Asas keselarasan, keserasian dan keseimbangan
8. Asas manfaat, adil, dan merata
9. Asas ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karso,
tut wuri handayani
10. Asas mobilitas, efisiensi, dan efektivitas
11. Asas kepastian hukum
PENDIDIKAN BAGI SEMUA
UNESCO pada tahun 2000 di Dakar (Senegal) mencanangkan suatu
program pendidikan bagi semua orang di kawasan Asia dan Pasifik yang disebut
APPEAL (Asian Pacific Programme of Education for All). Melahirkan
deklarasi tentang pendidikan bagi semua, yaitu:
1. Perluasan pendidikan anak dan berbagai kegiatan
pengembangannya termasuk pendidikan bagi anak miskin dan kelainan fisik/mental.
2. Pendidikan dasar semesta diupayakan melalui
program pendidikan dasar sembilan tahun atau program kejar paket A dan B.
3. Pemberantasan buta huruf.
4. Peningkatan mutu pendidikan dasar dan pelatihan
keterampilan yang diarahkan pada peningkatan kesejahteraan kesempatan
mendapatkan lapangan kerja dan peningkatan produktivitas kerja bagi semua
kelompok sasaran warga belajar.
5. Peningkatan minat baca bagi seluruh lapisan
masyarakat dalam kaitannya dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan
meningkatkan peran kesetaraannya di dalam kegiatan pembangunan.
Sumber:
Munib, Achmad. 2009. Pengantar Ilmu Pendidikan.
Semarang: Unnes Press
Landasan
dan Asas-Asas Pendidikan serta Penerapannya
Posted by: Hartoto | 07/12/2008
Pendidikan sebagai usaha sadar
yang sistematis-sistemik selalu bertolak darisejumlah landasan se
rta pengindahan sejumlah
asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena
pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat
bangsa tertentu. Beberapa landasan pendidikan tersebut adalah landasan
filosofis, sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam
menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan
mendorong pendidikan untuk mnjemput masa depan.
Bab III ini akan memusatkan paparan
dalam berbagai landasan dan asas pendidikan, serta beberapa hal yang berkaitan
dengan penerapannya. Landasan-landasan pendidikan tersebut adalah filosofis,
kultural, psikologis, serta ilmiah dan teknologi. Sedangkan asas yang
dikalia adalah asas Tut Wuri Handayani, belajar sepanjang hayat, kemandirian
dalam belajar.
A. LANDASAN PENDIDIKAN
1. Landasan Filososfis
a. Pengertian Landasan
Filosofis
Landasan filo
dijalankan. Aliran filsafat yang
kita kenal sampai saat ini adalah Idealisme, Realisme, Perenialisme,
Esensialisme, Pragmatisme dan Progresivisme dan Ekstensialisme
1. Esensialisme
Esensialisme adalah mashab pendidikan
yang mengutamakan pelajaran teoretik (liberal arts) atau bahan ajar esensial.
2. Perenialisme
Perensialisme adalah aliran pendidikan
yang megutamakan bahan ajaran konstan (perenial) yakni kebenaran, keindahan,
cinta kepada kebaikan universal.
3. Pragmatisme dan Progresifme
Prakmatisme adalah aliran filsafat yang
memandang segala sesuatu dari nilai kegunaan praktis, di bidang pendidikan,
aliran ini melahirkan progresivisme yang menentang pendidikan tradisional.
4. Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme adalah mazhab
filsafat pendidikan yang menempatkan sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor
perubahan masyarakat.
b. Pancasila sebagai Landasan
Filosofis Sistem Pendidkan Nasional
Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989
menetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
sedangkan Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang P4 menegaskan pula bahwa
Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat indonesia, kepribadian bangsa Indonesia,
pandangan hidup bangsa Indonesia, dan dasar negara Indonesia.
2. Landasan Sosiolagis
a. Pengertian Landasan Sosiologis
Dasar sosiolagis berkenaan dengan
perkembangan, kebutuhan dan karakteristik masayarakat.Sosiologi pendidikan
merupakan analisi ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial
di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiolagi
pendidikan meliputi empat bidang:
1. Hubungan sistem pendidikan
dengan aspek masyarakat lain.
2. hubunan kemanusiaan.
3. Pengaruh sekolah pada
perilaku anggotanya.
4. Sekolah dalam komunitas,yang
mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan kelompok sosial lain di dalam
komunitasnya.
b. Masyarakat indonesia sebagai
Landasan Sosiologis Sistem Pendidikan Nasional
Perkembangan masyarakat Indonesia dari
masa ke masa telah mempengaruhi sistem pendidikan nasional. Hal tersebut
sangatlah wajar, mengingat kebutuhan akan pendidikan semakin meningkat dan
komplek.
Berbagai upaya pemerintah telah
dilakukan untuk menyesuaikan pendidikan dengan perkembangan masyarakat terutama
dalam hal menumbuhkembangkan KeBhineka tunggal Ika-an, baik melalui kegiatan
jalur sekolah (umpamanya dengan pelajaran PPKn, Sejarah Perjuangan Bangsa, dan
muatan lokal), maupun jalur pendidikan luar sekolah (penataran P4,
pemasyarakatan P4 nonpenataran)
3. Landasan Kultural
a. Pengertian Landasan Kultural
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai
hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat dilestarikan/ dikembangkan dengan
jalur mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan
pendidikan, baiksecara formal maupun informal.
Anggota masyarakat berusaha melakukan
perubahan-perubahan yang sesuai denga perkembangan zaman sehingga terbentuklah
pola tingkah laku, nlai-nilai, dan norma-norma baru sesuai dengan tuntutan
masyarakat. Usaha-usaha menuju pola-pola ini disebut transformasi kebudayaan.
Lembaga sosial yang lazim digunakan sebagai alat transmisi dan transformasi
kebudayaan adalah lembaga pendidikan, utamanya sekolah dan keluarga.
b. Kebudayaan sebagai Landasan
Sistem Pendidkan Nasional
Pelestarian dan pengembangan kekayaan
yang unik di setiap daerah itu melalui upaya pendidikan sebagai wujud dari
kebineka tunggal ikaan masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal ini harsulah
dilaksanakan dalam kerangka pemantapan kesatuan dan persatuan bangsa dan negara
indonesia sebagai sisi ketunggal-ikaan.
4. Landasan Psikologis
a. Pengertian Landasan
Filosofis
Dasar psikologis berkaitan dengan
prinsip-prinsip belajar dan perkembangan anak. Pemahaman etrhadap peserta
didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan merupakan salah satu kunci
keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis
sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan.
Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan sama kepada
setiap peserta didik, sekalipun mereka memiliki kesamaan. Penyusunan kurikulum
perlu berhati-hati dalam menentukan jenjang pengalaman belajar yang akan
dijadikan garis-garis besar pengajaran serta tingkat kerincian bahan belajar
yang digariskan.
b. Perkembangan Peserta Didik
sebagai Landasan Psikologis
Pemahaman tumbuh kembang manusia sangat
penting sebagai bekal dasar untuk memahami peserta didik dan menemukan
keputusan dan atau tindakan yang tepat dalam membantu proses tumbuh kembang itu
secara efektif dan efisien.
5. Landasan Ilmiah dan
Teknologis
a. Pengertian Landasan IPTEK
Kebutuhan pendidikan yang mendesak
cenderung memaksa tenaga pendidik untuk mengadopsinya teknologi dari berbagai
bidang teknologi ke dalam penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan yang
berkaitan erat dengan proses penyaluran pengetahuan haruslah mendapat perhatian
yang proporsional dalam bahan ajaran, dengan demikian pendidikan bukan hanya
berperan dalam pewarisan IPTEK tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang sadar
IPTEK dan calon pakar IPTEK itu. Selanjutnya pendidikan akan dapat mewujudkan
fungsinya dalam pelestarian dan pengembangan iptek tersebut.
b. Perkembangan IPTEK sebagai
Landasan Ilmiah
Iptek merupakan salah satu hasil
pemikiran manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang dimualai pada
permulaan kehidupan manusia. Lembaga pendidikan, utamanya pendidikan jalur
sekolah harus mampu mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan iptek. Bahan
ajar sejogjanya hasil perkembangan iptek mutahir, baik yang berkaitan dengan
hasil perolehan informasi maupun cara memproleh informasi itu dan manfaatnya
bagi masyarakat
B. ASAS-ASAS POKOK PENDIDIKAN
Asas pendidikan merupakan sesuatu
kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan
maupun pelaksanaan pendidikan. Khusu s di Indonesia, terdapat beberapa asas
pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu.
Diantara asas tersebut adalah Asas Tut Wuri Handayani, Asas Belajar
Sepanjang Hayat, dan asas Kemandirian dalam belajar.
1. Asas Tut Wuri Handayani
Sebagai asas pertama, tut wuri
handayani merupakan inti dari sitem Among perguruan. Asas yang dikumandangkan
oleh Ki Hajar Dwantara ini kemudian dikembangkan oleh Drs. R.M.P. Sostrokartono
dengan menambahkan dua semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Sung Tulodo dan Ing
Madyo Mangun Karso.
Kini ketiga semboyan tersebut telah
menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu:
Ø Ing Ngarso Sung
Tulodo ( jika di depan memberi contoh)
Ø Ing Madyo
Mangun Karso (jika ditengah-tengah memberi dukungan dan semangat)
Ø Tut Wuri
Handayani (jika di belakang memberi dorongan)
2. Asas Belajar Sepanjang Hayat
Asas belajar sepanjang hayat (life long
learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap pendidikan seumur
hidup (life long education). Kurikulum yang dapat meracang dan
diimplementasikan dengan memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan
horisontal.
Ø Dimensi
vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan kesinambungan antar
tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di masa
depan.
Ø Dimensi
horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara pengalaman belajar
di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.
3. Asas Kemandirian dalam
Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, sedini
mungkin dikembangkan kemandirian dalam belajar itu dengan menghindari campur
tangan guru, namun guru selalu suiap untuk ulur tangan bila diperlukan.
Perwujudan asas kemandirian dalam
belajar akan menempatkan guru dalamperan utama sebagai fasilitator dan
motifator. Salah satu pendekatan yang memberikan peluang dalam melatih
kemandirian belajar peserta didik adalah sitem CBSA (Cara Belajar Siwa Aktif).
Sumber Bacaan: Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
baguuussss
BalasHapuscoment back :)
Hapus